Label

Minggu, 19 Juli 2015

Kakak atau kakek

Kakak atau kakek

 Kakek itu galau
 ia terlihat limbung
 serasa hilang semua harmoni
 diambil pena dan ia menulis puisi
 tentang nenek yang tiada
 sang kekasih hati

 Kenangan itu terlalu dalam
 tak mungkin hilang dari ingatan
 walau aku semakin tua
 setiap aku mengenangmu
 seakan waktu kembali
 saat aku berjalan bersamamu
 saat itu kau sapa aku kakak
 itu panggilan paling mesra dalam hidupku

 Sejenak kakek terdiam
 diusapnya air mata
 yang sejak tadi mengalir perlahan
 ia melanjutkan puisinya

 Seakan aku kembali ke masa lalu
 yang hanya sesaat kita bersama
 kita telusuri pantai itu di saat senja
 dan kau bertanya kakak akankah kita selalu bersama ?
 atau kau akan segera pergi jauh ke seberang benua ?
 aku saat itu berjanji kalaupun aku pergi jauh,
 aku pasti kembali

 Sayang maafkan aku
 Aku pergi terlalu lama
 Aku sempat melupakanmu
 hingga aku rindu kembali
 akan panggilan mu Kakak...

 Sayang aku kembali bukan lagi kakak..
 aku sudah tua dan menjadi seorang kakek
 tapi aku rindu panggilann masa lalu
 panggilan lembut kakak dari suaramu

 Saat itu aku kembali
 kau hanya menatapku dari balik jendela
 terlalu lama kau telah menunggu
 kau juga telah tua sepertiku
 ku lihat kau bersama anak cucu
 akan selalu ku ingat pesanmu di senja itu
 Kakak aku kan selalu berdoa untukmu

 Sayang.. aku kembali meninggalkanmu
 cukuplah kutatap kau sesaat dari kejauhan
 tak ingin ku ganggu waktu akhirmu
 biar kau tenang bersama keluargamu
 cukup untukku sebuah doamu
 Dulu...

 Tahun demi tahun berlalu
 Kakek itu setia mengunjungi sebuah pusara
 Selalu lama berdiam dan berdoa
 Ia selalu ucapkan dengan linangan air mata
 Sayang.. kakak datang untukmu

 Jakarta, 13 Juli 2015
 Benny B. Humusta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar